Rabu, 17 Desember 2014

Analisa dan Pembahasan Manajemen PT. Telekomunikasi

1.4  Analisa dan Pembahasan Manajemen PT. Telekomunikasi

Pembahasan dan analisis berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2012 dan 2013 yang disajikan dalam buku Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan Konsolidasian ini disajikan berdasarkan SAK di Indonesia yang dalam beberapa hal berbeda dengan IFRS. Lihat Catatan 48 pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk rekonsiliasi dengan IFRS.
Kami adalah penyedia utama layanan telekomunikasi lokal, domestik, dan internasional di Indonesia, serta penyedia layanan telepon seluler terkemuka melalui entitas anak dengan kepemilikan mayoritas, Telkomsel. Visi kami adalah menjadi penyelenggara TIMES di kawasan regional. Pada tanggal 31 Desember 2013, kami memiliki sekitar 175,5 juta pelanggan sambungan telepon yang terdiri dari 131,5 juta pelanggan telepon seluler yang dimiliki Telkomsel, 9,4 juta pelanggan sambungan telepon tidak bergerak kabel, 6,8 juta pelanggan sambungan telepon tidak bergerak nirkabel dan 27,8 juta pelanggan broadband. Kami juga menyediakan beragam layanan komunikasi lain, termasuk layanan interkoneksi jaringan telepon, multimedia, data dan layanan terkait komunikasi internet, sewa transponder satelit, sirkit langganan, jaringan pintar dan layanan terkait, televisi kabel dan layanan VoIP. Selain itu kami juga menjalankan bisnis multimedia seperti konten dan aplikasi. Kami bertekad untuk siap menghadapi tantangan pasar dan industri yang mungkin timbul dari waktu ke waktu dengan memanfaatkan basis pelanggan, kualitas jaringan, nama merek dan kemampuan tindakan strategis kami.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 itu mengalami saat yang kurang menguntungkan, tercermin pada melambatnya pertumbuhan produk domestik bruto dari rata-rata 6,3% pada tahun 2010-2012 menjadi 5,8% pada tahun 2013, meningkatnya inflasi dari rata-rata 4,5% pada tahun 2009-2012 menjadi 8,4% pada tahun 2013 serta terdepresiasinya rupiah dari rata-rata Rp9.282 di 2009-2012 menjadi Rp12.170 pada akhir tahun 2013 (sumber: Badan Pusat Statistik). Walaupun eksposur risiko nilai tukar mata uang asing Perusahaan dan entitas anak tidak material, kami rentan terhadap risiko nilai tukar mata uang asing atas transaksi penjualan, pembelian dan pinjaman yang terutama didenominasi dalam Dolar AS dan Yen Jepang.
Penjelasan lebih lanjut tentang risiko nilai tukar ini dapat dilihat dalam "Pengungkapan Kualitatif dan Kuantitatif atas Risiko Pasar – Risiko Nilai Tukar".
Hasil usaha Perusahaan selama dua tahun untuk periode 2012 sampai 2013 mencerminkan pertumbuhan pada pendapatan. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika yang meningkat sebesar 14,8% disebabkan pertumbuhan pemakaian data oleh pengguna ponsel dan pertambahan pelanggan mobile broadband, serta peningkatan pendapatan seluler sebesar 4,6%.
Hasil usaha Perusahaan tahun 2011 ke 2013 juga mencerminkan peningkatan pada beban. Peningkatan tersebut dipicu oleh beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi yang terutama disebabkan oleh peningkatan kapasitas jaringan guna mendukung pelayanan kami terhadap pelanggan terutama layanan internet dan data.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan:
Peningkatan pendapatan Telepon Seluler karena Peningkatan Pelanggan ARPU
Pendapatan telepon seluler meningkat sebesar 4,6% dari tahun 2012 ke tahun 2013 yang dipicu oleh peningkatan pelanggan seluler sebesar 5,1 % di tahun 2013. Pendapatan Telkom dari layanan telepon seluler (pendapatan pemakaian, pendapatan abonemen bulanan dan fitur) mencakup sekitar 38,7% dari total pendapatan konsolidasian kami untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, dibandingkan dengan 39,8% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
Di Indonesia ponsel menjadi alat utama untuk telekomunikasi. Tidak hanya berkaitan dengan komunikasi suara, tetapi juga dalam hal penggunaan internet. Sebesar 50% pendapatan kami masih berasal dari komunikasi suara, tetapi semakin populernya smartphone, memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan data kami. Kami yakin persaingan usaha dalam penerapan tarif yang rendah untuk percakapan mulai mereda dan pendapatan dari data mulai berkontribusi dalam ARPU kami. Fenomena ini tercermin dari ARPU bulanan yang mulai meningkat dari sekitar Rp37.000 pada tahun 2012 menjadi sekitar Rp 37.500 pada tahun 2013, yang disebabkan peningkatan pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika.
Kami yakin kompetisi bergeser menjadi lebih rasional di Indonesia, tetapi kami masih melihat kompetisi sebagai risiko utama pada bisnis kami. Penjelasan lebih lanjut atas risiko yang terkait dengan bisnis ini dapat dilihat pada “Faktor-Faktor Risiko-Risiko terkait dengan Bisnis Kami – Risiko-Risiko Persaingan Terkait Dengan Bisnis Seluler Kami (Telkomsel)”.
Peningkatan pada Pendapatan Data, Internet dan Jasa Teknologi Informatika
Pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika memberikan kontribusi sebesar 38,2% terhadap jumlah pendapatan konsolidasian untuk tahun yang berakhir31 Desember 2013 dibandingkan dengan 35,9% pada tahun yang berakhir 2012. Pendapatan Kami dari data, internet dan jasa teknologi informatika meningkat sebesar 14,8% dari 2012 ke 2013. Peningkatan pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika pada tahun 2013 terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan internet, komunikasi data dan jasa teknologi informatika sebesar 23,7% terutama dipicu oleh peningkatan pemakaian data pada telepon seluler dan langganan mobile broadband. Sebagai bagian dari transformasi kami menjadi penyelenggara TIMES dan tujuan perusahaan untuk menumbuhkan bisnisnew wave, kami terus mencari peluang untuk memperoleh pendapatan dari bisnis sejenis.
Penurunan Pendapatan Telepon Tidak Bergerak
Pendapatan sambungan telepon tidak bergerak menurun sebesar 9,0% dari Rp10.662 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp9.701 miliar pada tahun 2013. Penurunan ini disebabkan penurunan pendapatan sambungan telepon tidak bergerak sebesar 8,3% dan sambungan telepon tidak bergerak nirkabel sebesar 14,3%. Kami meyakini bahwa menurunnya pendapatan sambungan kabel tidak bergerak disebabkan peningkatan pemakaian dan penurunan tarif atas layanan seluler serta meningkatnya penetrasi dari pelanggan seluler di Indonesia. Seluler menawarkan kenyamanan yang lebih daripada sambungan kabel tidak bergerak dan nirkabel serta pada kasus tertentu saat pelanggan melakukan panggilan kepada pelanggan lain menggunakan jaringan penyelenggara yang sama, tarif menjadi lebih rendah dibandingkan panggilan menggunakan sambungan telepon tidak bergerak yang dilakukan kepada pelanggan dari penyelenggara lain.Kami memperkirakan kecenderungan penurunan pendapatan telepon kabel tidak bergerak akan terus terjadi.

Sum
http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0051_perusahaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar