1. Apa
yang anda ketahui tentang Prasangka & Diskriminasi?
Pengertian prasangka
Prasangka ditujukan bila anggota
dari satu kelompok yang disebut “kelompok dalam” memperlihatkan sikap dan
tingkah laku negatif dari kelompok lain yang disebut “kelompok luar”
Prasangka adalah penilaian dari satu
kelompok atau individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok. Efek
dari prasangka adalah merusak dan menciptakan jarak yang luas. Sering dikatakan
bahwa prasangka adalah sikap sementara diskriminasi adalah satu tindakan.
Prasangka dipengaruhi oleh pilihan tentang kebijakan public. Prasangka memiliki
sumbangan terhadap oposisi yang lebih besar terhadap kegiatan pihak yang
menyetujui.
Apakah stereotip dan prasangka
betul-betul berbeda? Stereotip adalah kognitif dan prasangka adalah afektif.
Meskipun dalam kenyataannya keduanya tercermin secara bersama-sama baik
kognitif maupun afektif.
Prasangka dapat menjadi salah satu
aspek distruktif tingkah laku sosial manusia, sering menghasilkan kegiatan yang
menyedihkan, mengerikan dari tindak kekerasan. Prasangka sosial adalah gejala
dari psikologi sosial.
Pengertian
Diskriminasi
Theodorson
& Theodorson (1979:115-116) mengartikan diskriminasi sebagai “perlakuan
yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu,
biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan
ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial”.
Hak-hak asasi manusia melarang adanya diskriminasi yang merendahkan martabat atau harga diri komunitas tertentu[3], dan bila dilanggar akan melahirkan pertentangan dan ketidakadilan di dalam kehidupan manusia.
Karateristik lain yang diduga
merupakan dasar dari tindakan diskriminasi
Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau
kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis
kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang
bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.Diskriminasi
ditempat kerja
Macam – macam diskriminasi dalam
keragaman masyarakat antara lain diskriminasi terhadap[4]:
Suku,bangsa, ras dan gender
Agama dan keyakinan
Ideologi dan politik
Adat dan Kesopanan
Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan sosial
2. Apa
yang anda ketahui tentang Etnosentrisme?
Etnosentrisme adalah penilaian terhadap
kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai
kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya
bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama.
3. Bagaimana
upaya untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka & diskriminasi?
1.
perbaikan kondisi sosial ekonomi
pemerataan dan usaha peningkatan
pendapatan bagi warga negara Indonesia masih tergolong dibawah garis kemiskinan
akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial antar si kaya dan si
miskin. Melalui program-program pembangunan yang mantap tang didukung oleh
lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program KCK
(kredit candak kulak), KMKP (kredit modal kerja permanen), dan dalam sektor
pertanian dengan intensifikasi khusus (Insus), proyek perkebunan inti rakyat
(PIR), juga proyek tebu rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun
akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor
perekonomian. Dengan begitu prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor
perekonomian antara kelompok kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak
dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna.
2. Perluasan
kesempatan belajar
Jika
dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat mempertahanhan secara konsisten,
beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak akan kering kerontang.
3. Sikap terbuka dan lapang dada
Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan menjauhi dari dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-aikap tersebut akn mucul sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerma kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat indonesia. Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.
Sumber :
Suardiman, Siti Partini. 2014. Psikologi Sosial. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar