Rabu, 14 Maret 2018

Visi Dan Misi PT. Garuda Indonesia Tbk dan Penerapan



PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. adalah maskapai pertama dan terbesar di Indonesia, Dengan pendekatan berorientasi “melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan bagi wisatawan di negara ini sekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui udara. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa dan PT Aero System Indonesia.
Memasuki tahun ke 70 tahun di industri penerbangan, Garuda Indonesia telah diakui sebagai Maskapai Penerbangan Regional Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan Kelas Ekonomi Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan dengan Kru Kabin Terbaik di Dunia, dan banyak penghargaan bergengsi lainnya dari lembaga-lembaga yang dihormati di dunia seperti Skytrax yang berbasis di London.
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk mempunyai visi, misi, nilai dan tujuan perusahaan, yaitu :
1.      Visi
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia mengunakan keramahan Indonesia.
2.      Misi
Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang professional.
3.      Tujuan
Tujuan utama Garuda Indonesia adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam jangka waktu dua tahun, Garuda telah menghidupkan kembali kebudayaan perusahaan, yaitu higher Seat Load Factor, improve On Time Performance, menambah penghasilan dan profitabilitas dan mengembangkan kepuasan pelanggan. Anak perusahaan Garuda juga menerapkan tujuan yang sejalan dengan perusahaan induknya, yaitu kepuasan pelanggan.
4.      Startegi
Garuda Indonesia mendirikan beberapa UBS dan menggaet beberapa usaha strategis untuk mendukung operasional yaitu Unit Bisnis Garuda Sentra Medika (GSM) dan Unit Bisnis Garuda Cargo. Garuda Indonesia juga mempunyai anak perusahaan untuk mendukung seluruh kegiatannya dan diatur secara independen namun tetap di bawah pengawasan induk perusahaan. Anak Perusahaan Garuda Indonesia adalah PT. Aerowisata, PT. Abacus DSI, PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT. Aero System Indonesia. PT. Aerowisata  didirikan di Jakarta tanggla 30 Juni 1973 yang mengembangkan usaha jasa yang berkaitan dengan industri pariwisata seperti bidang perhotelan, jasa boga, transportasi darat, dan agen perjalanan. PT. Abacus Distribution Systems Indonesia, cakupan kegiatan perusahaan ini meliputi layanan sistem reservasi yang terkomputerisasi, penyewaan peralatan komputer yang digunakan oleh agen-agen perjalanan, menyediakan fasilitas pelatihan pegawai untuk agen-agen perjalanan serta menyediakan bantuan teknis dalam sistem pemesanan tiket terkomputerisasi. PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia berdiri tanggal 26 April 2002.PT. Aero Systems Indonesia (ASYST) didirikan pada tahun 2005. Kegiatan ASYST meliputi layanan konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan dan industri lainnya.
Anak Perusahaan
Garuda Indonesia memliki 4 anak perusahaan yang fokus pada produk/ jasa pendukung bisnis perusahaan induk. Anak perusahaan Garuda Indonesia meliputi :
PT Aerowisata
PT. Aerowisata bergerak dibidang Industri pariwisata dan hospitality, antara lain perhotelan, jasa boga, serta biro perjalanan.
PT Abacus Distribution Systems Indonesia (PT Abacus DSI)
Perusahaan Penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi, utamanya menyediakan sistem komputerisasi reservasi melalui Global Distribution Systems (GDS), perangkat keras dan pelatihan bagi biro-biro perjalanan
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)
Perusahaan ini didirikan untuk penydia Jasa perbaikan dan perawatan (Maintenance, Repair & Overhaul - MRO) pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya.
PT Aero Systems Indonesia
PT.  Aero Systems Indonesia membindangi Jasa konsultasi dan rekayasa sistem teknologi informasi serta jasa pemeliharaan bagi maskapai penerbangan dan industri lainnya.



  Pengembangan Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia Airlines
1.      Pengembangan Misi
a.       Customers
Yang menjadi pelanggan Garuda Indonesia adalah pelanggan kalangan menegah ke atas.
b.      Products or services
Garuda Indonesia merupakan perusahaan jasa yang menawarkan layanan yang berkualitas, professional, full services, dan merupakan layanan yang berkelas Internasional. Hal ini didukung dengan adanya“Garuda Experience”.
c.       Markets
Garuda Indonesia bersaing dalam perusahaan penerbangan domestik maupun Internasional yang menargetkan pada konsumen kalangan menengah atas.
d.      Technology
Garuda Indonesia memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia.
e.       Concern for survival, growth, and profitability
Untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kemampuan untuk mengahsilkan laba (profitabilitas) Garuda Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya adalah PT. Aerowisata, PT. Abacus DSI, PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia dan PT. Aero System Indonesia.
f.       Philosophy
Garuda Indonesia sudah mempunyai kepercayaan yang baik di mata konsumen, ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diraih oleh Garuda Indonesia.
g.      Self-concept
Dilihat dari keunggulan Garuda Indonesia yaitu maskapai penerbangan dengan full services pertama di Indonesia yang memiliki image dan prestasi yang baik di mata Internasional, maskapai penerbangan yang memiliki sertifikat IATA Operational Safety Audit.
h.      Concern for public image
Garuda Indonesia melakukan berbagai program kerjasama yang dapat menigkatkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Melalui program-program CSR yang disebut Garuda Indonesia Cares ( Garuda Indonesia Peduli ), upaya pemberdayaan masyarakat dan menjaga lingkungan itu akan terus menjadi bagian dari kerja keras untuk memajukan perusahaan.
i.        Concern for employees
Bagi Garuda Indonesia, para karyawan merupakan asset yang berharga. Ini dibuktikan dengan perekrutan yang dilakukan berdasarkan strategi dan tujuan Garuda Indonesia. Dalam pandangan Garuda Indonesia, karyawan dapat dilihat sebagai modal manusia, menyiratkan bahwa karyawan Garuda Indonesia memiliki pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan kerja potensial yang dapat mendukung produktivitas perusahaan. Agar menjadi modal berharga dengan kontribusi yang kuat untuk organisasi, setiap karyawan harus memiliki semangat kerja yang sehat dan karenanya akan cukup kompeten untuk organisasi.

2.      Pengembangan Visi
Dari sisi Visi, dapat dikatakan bahwa PT Garuda Indonesia sudah baik. Dapat dilihat dari apa yang ingin dicapai PT Garuda Indonesia di masa depan, yaitu sebagai penyedia jasa penerbangan pilihan utama.


Sumber:

·         www.garuda-indonesia.com
·         Filsufgaul. 2012. “Garuda Indonesia Airways dalam Perspektif Inovasi, Restrukturisasi, dan  Transformasi Kepemimpinan”.https://filsufgaul.wordpress.com/2012/12/15/garuda-indonesia-airways-dalam-perspektif-inovasi-restrukturisasi-dan-transformasi-kepemimpinan/(diakses pada tanggal 15 Maret 2018)
 







Selasa, 13 Maret 2018

1.3 Kerangka kerja Manajemen Layanan Sistem Informasi



1.     Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

ITIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan (TI). Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya.
2.     Control Objectives for Information and Related Technology(COBIT)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat olehInformation Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
3.     Software Maintenance Maturity Model

Maturity Model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT.

Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.

Secara umum, maturity model biasanya memiliki ciri sebagai berikut:
1. Proses pengembangan dari suatu organisasi disederhanakan dan dideskripsikan dalam wujud tingkatan kematangan dalam jumlah tertentu (biasanya empat hingga enam tingkatan).
2. Tingkatan kematangan tersebut dicirikan dengan beberapa persyaratan tertentu yang harus diraih.
3. Tingkatan - tingkatan yang ada disusun secara sekuensial, mulai dari tingkat inisial sampai pada tingkat akhiran (tingkat terakhir merupakan tingkat kesempurnaan).
4. Selama pengembangan, sang entitas bergerak maju dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya tanpa boleh melewati salah satunya, melainkan secara bertahap berurutan.

4.     PRM-IT  IBM’s Process Reference Model for IT



5.     Application Services Library (ASL)

Aplikasi Layanan Perpustakaan (ASL) adalah kerangka kerja domain publik dari praktik terbaik yang digunakan untuk standarisasi proses dalam Aplikasi Manajemen, disiplin memproduksi dan memelihara sistem informasi dan aplikasi. Istilah “perpustakaan” digunakan karena ASL disajikan sebagai satu set buku yang menggambarkan praktek-praktek terbaik dari industri TI. Hal ini dijelaskan dalam beberapa buku dan artikel (banyak dari mereka hanya tersedia dalam bahasa Belanda) dan di situs resmi ASL BiSL Foundation.

6.     Business Information Services Library (BISL)

BiSL adalah standar domain publik sejak tahun 2005, diatur oleh Lembaga ASL BiSL (sebelumnya Lembaga ASL). Kerangka kerja ini menggambarkan standar untuk proses dalam manajemen informasi bisnis di strategi, manajemen dan operasi tingkat. [1] BiSL berkaitan erat dengan ITIL dan ASL kerangka, namun perbedaan utama antara kerangka kerja ini adalah bahwa ITIL dan ASL fokus pada pasokan sisi informasi (tujuan organisasi TI), sedangkan BiSL berfokus pada sisi permintaan (yang timbul dari organisasi pengguna akhir)
7.     Microsoft Operations Framework (MOF). 

Microsoft Operations Framework (MOF) 4.0 adalah serangkaian panduan yang bertujuan membantu teknologi informasi (TI) profesional menetapkan dan menerapkan layanan yang handal dan hemat biaya.

8.     eSourcing Capability Model  for Service Providers (Escm-sp) daneSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management

eSourcing Capability Model  for Service Providers (eSCM-SP) adalah suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh ITSqc di Carnegie Mellon University. eSCM-SP adalah “praktek terbaik” model kemampuan dengan tiga tujuan :
  • Untuk memberikan penyedia layanan bimbingan yang akan membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka di seluruh sourcing siklus hidup
  • Untuk menyediakan klien dengan cara yang obyektif mengevaluasi kemampuan penyedia layanan
  • Untuk menawarkan penyedia layanan standar untuk digunakan saat membedakan diri dari pesaing.


Referensi
·         Wikipedia. (2015) Definisi Manajemen Layanan Sistem Informasi. Diakses dari:https://id.wikipedia.org/wiki/ITSM. [Diakses pada: 14 Maret 2018]